Selasa, 11 Mei 2010

Tentang Seorang Perempuan Kepada Laki-laki ...

Beberapa kalimat dalam cerpen saya ini sebagian memang sengaja saya copas dari tulisan sebelumnya .. Sekali lagi semua karena deadline kelas menulis kreatif yang tinggal beberapa jam dan saya malah ketiduran dari semalam, ini masih anget baru saya kerjakan dua jam yang lalu, habis saya save langsung saya posting .. silahkan menikmati, hehe


Seorang anak perempuan, bernama Clara, meminta kepada seorang Ibu untuk membawakan sebuah cerita pengantar tidur. Sedaritadi mataanya tidak mau terpejam, pikiran dan matanya seperti membutuhkan sesuatu, sesuatu yang membuatnya jauh terlelap ke alam mimpi ...

“Tolong ceritakan kepadaku cerita pengantar tidur”. Pinta Clara.

“Cerita yang bagaimana?”

“Apa saja, yang bisa membuatku tertidur. Emm, tentang laki-laki dan perempuan mungkin”.

“Hemm, baiklah”.

Lalu sang Ibu pun bercerita tentang seorang perempuan kepada laki-laki :

Seorang perempuan itu berusia 25 tahun, seorang karyawan perusahaan swasta, sangat cantik dan menjadi idola di kantornya. Mempunyai seorang pacar pemimpin sebuah perusahaan, mereka telah merajut cinta lama, sejak perempuan dan laki-laki itu masih sama-sama duduk di bangku kuliah hingga akhirnya sama-sama bekerja sebagai pegawai kantoran di sebiuah kota besar.

Selama ini perempuan dan laki-laki itu menjalani hubungan mereka baik-baik saja, aman-aman saja, hampir tidak penah ada yang melihat mereka bertengkar hebat. Selama ini perempuan mengalah saja dengan si laki-laki, menurut saja dengan perintah si laki-laki, tidak pernah ada kata tidak dalam catatan permintaan si laki-laki. Monoton! Tetapi memang begitulah kenyatannya, si perempuan sendiko dawuh saja pokokknya, cari amannya. Meskipun batinnya meronta. Kenapa bisa demikian? Entahlah .. seperti perempuan kebanyakan mungkin. Dia belum begitu berani beridealisme, atau bahkan hanya sekedar berpendapat, di depan laki-laki.

Laki-laki itu juga sama seperti kebanyakan laki-laki yang lain, mengatur, mengekang, melarang, memarahi, dan masih banyak algi me- yang lainnya, tanyakan saja .. jawabannya pasti lebih banyak iya, dan berarti mereka jujur.

Perempuan ternyata lama kelamaan merasa juga. Akhirnya. Merasa selama ini ada yang menjadi supir dalam otaknya. Merasa ada yang menjadi diktator hebat di dalam batinnya, yang siap menjejalinya dengan hujaman kata-kata penurh larangan dan aturan di setiap perbuatannya, apapun itu. Kalau ditanya alasannya, selalu jawabannya “Demi kamu juga kan? Sudah nurut saja, kamu besok akan jadi istri saya, belajarlah dari sekaranng”.

Hemmhh .. apa iya? Jadi belajar menjadi seorang istri itu belajar menjadi budak laki-laki? Bahhhh !!! Apa-apaan ini????

Selama ini, perempuan itu hanya berani bertanya pada dirinya sendiri, membuang penat dengan beberapa batang rokok, duduk berjam-jam dengan beberapa cangkir kopi, sendirian di sebuah sudut kota, tempat favoritnya. Kadang-kadang ditemani beberapa buku juga. Setelah itu dia akan merasa sedikit lega dan bisa pulang dengan perasaan cukup bahagia. Merasa bahagia karena baru saja merasakan kebebasan. Tetapi kemudian sesampainya di rumah, dia merasa goblok, tetapi kemudian dia mandi dan tertidur, keesokannya dia sudah lupa, bertemu dengan kekasihnya, tertawa di dalam tekanan batinnya, lupa .. yah demikian, berjalan setiap hari, bertahun-tahun. Hebat atau Goblok?????

Hingga pada suatu sore,

Laki-laki itu menemui kekasihnya yang sedang menghisap rokok. Saat itu juga perempuan itu kemudian merasa sangat ingin mati, jantungnya seperti ada yang meremas, kakinya lemas, air matanya sudah di ujung pelupuk mata, mulutnya terbuka bengong. Entahlah, berkecamuk semua menjadi satu. Demikian juga dengan si laki-laki, terlalu meledak-ledak pikirannya karena kaget, hingga akhirnya memutuskan untuk diam tanpa kata.

“Jadi kamu ngerokok ya?” tanya laki-laki.

“Iya. Maaf.”

Kemudian laki-laki itu duduk, mengambil rokok yang masih terselip di jari-jari perempuan itu dan mematikannya. Diam, menatap tajam mata perempuan itu, tetapi kali ini tidak penuh amarah. Justru yang perempuan itu rasakan adalah kelembutan, kedewasaan, pengertian.

“Sekarang bicaralah padaku”. Laki-laki itu berbicara dengan nada suara rendah dan lembut.

“Ini adalah waktu yang saya tunggu, selama lima tahun ini kita berpacaran”.

Kemudian mereka terdiam, sama-sama masih tidak percaya, kemudian perempuan itu melanjutkan,

Jujur saja, kalau saya harus memilih menjadi banci atau bajingan, saya akan jauh lebih memilih menjadi seorang bajingan, saya tidak peduli apa kata orang, itu bukan berarti saya apatis, itu lebih kepada apa yang disebut sebagai pilihan hidup, satu lagi, saya sebenarnya adalah seorang yang idealis, maaf kalau kita mempunyai latar belakang yang berbeda, tetapi inilah yang kemudian saya namai kebebasan yang paling sempurna, yang tidak bisa dibeli dengan apapun, saya dan terutama pikiran saya akhirnya bisa sangat liar, sangat bebas dan merasa paling hebat, tetapi itulah yang kemudian saya namakan gagasan dan muara inspirasi, dan semua tadi masih mengenai pilihan hidup, jika kamu bisa mengerti, saya akan jauh lebih bisa mengerti, bahkan sangat mengerti”.

“Tetapi saya masih belum bisa terima.”

“Saya sudah pusing, terlalu stress malahan, sudah yah sudah, sudaaahh ..” Perempuan itu hampir menangis malah.

“Lalu bagaimana kalau saya masih belum terima? Saya masih belum percaya.”

“Mungkin inilah yang dinamakan dengan belajar. Saya tidak menuntut hal-hal muluk yang seperti perempuan lain idam-idamkan dari sesosok laki-laki seperti kamu. Saya dan kamu sama-sama punya semuanya. Hanya satu yang aku dan kamu tidak punya.”

“Apa?”

“Saya tidak punya kebebasan seperti kamu, dan kamu belum bisa menerima orang lain apa adanya seperti saya.”

Untuk beberapa saat laki-laki dan perempuan itu sama-sama terdiam.

“Lalu apa lagi? Kamu masih belum bisa terima?” tanya perempuan itu.

Lagi-lagi laki-laki itu terdiam. Susah juga, sebenarnya laki-lak itu goblok, bajingan, atau laki-laki baik, atau apalah .. membingungkan!

“Lalu bagaimana kalau seandainya ayah saya adalah seorang mantan narapidana? Atau Ibu saya dulunya seorang pekerja seks komersial? Atau bagaimana jika sebenarnya saya sudah tidak perawan? Maaf, saya tidak bermaksud menggempur tembok cinta di antara kita, sekali lagi jika anda bisa mngerti, saya akan jauh lebih bisa mengerti, justru inilah proses, saya sedang mencoba membangun tembok kejujuran dan ketulusan untuk kita”.

Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut laki-laki itu, entah apa yang dipikirkannya. Perempuan itu pun kemudian hanya diam, dan menunggu. Hingga akhirnya laki-laki itu pergi meninggalkan perempuan tadi seorang diri, meninggalkannya begitu saja, perempuan pun tetap duduk bahkan kembali menyulut asap kebebasannya mengiringi kepergian laki-lakinya dari tempat itu ...

“Apakah kemudian perempuan dan laki-laki itu akhirnya bersatu dan bahagia?” Tanya Clara kepada sang Ibu.

Dan sang Ibu pun menjawab,

“Ibu masih belum bisa menjawab Clara, ceritanya belum selesai.”

Ketika yang Lain Berbisnis dengan Bola, Saya Memilih Papan Beroda

Belakangan ini bisnis di dunia olahraga makin marak saja. Sebut saja salah satunya futsal, olahraga yang semakin menjadi pilihan dan gaya hidup bagi sebagian besar masyarakat di Yogyakarta dan mungkin beberapa kota besar lainnya. Animo masyarakat yang sangat tinggi inilah yang kemudian selalu dan selalu dicuri untuk dijadikan peluang bisnis. Seiring dengan kebutuhan dan mengikuti minat masyarakat itulah kini bisnis lapangan futsal dengan berbagai tarif dan fasilitas pun merebak di kota ini. Mereka berlomba-lomba untuk memanfaatkan peluang bisnis dan kesempatan yang ada. Keberadaan lapangan futsal pun semakin mudah saja dijumpai, sehingga jika kita akan berolahraga futsal mudah saja. Tinggal menyesuaikan budget dan kapasitas kita.

Berbeda dengan olahraga papan luncur atau yang biasa dikenal dengan olahraga skateboarding. Dewasa ini peminat olahraga ini sudah jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan beberapa tahun silam. Akan tetapi ruang gerak mereka masih sangat terbatas. Mereka tidak mempunyai arena khusus untuk memainkan papan mereka, bahkan tidak jarang mereka harus berurusan dengan petugas tata tertib.

Namun sekarang bagi para pecinta olahraga Skateboarding di kota Yogyakarta ini, berterimakasih lah kepada Beth Albichar Muchammad, pemilik Skatepark Indoor pertama di Jogja inilah yang sekiranya telah mewujudkan mimpi skater-skater Jogja selama kurang lebih 10 tahun terakhir. Beth begitu dia biasa dipanggil, pada mulanya memang seorang pecinta olah raga ini. Jadi semuanya murni dari hobi dan kecintaannya terhadap olahraga skateboarding. Beth mulai bermain skatebarding di Mandala Krida bersama komunitas skateboard disana sekitar tahun 2000. Kemudian karena suatu hal dan beberapa alasan, dia berhenti bermain skateboard dan baru memulai lagi hobi lamanya itu pada sekitar tahun 2004. Sebelumnya ia sempat menekuni dunia modifikasi yang booming pada saat itu dan berhenti bermain skateboard, setelah bosan berkutat dengan dunia modifikasi dia mencoba bekerja pada orangtuanya, memegang salah satu counter fastfood dan tertarik dengan bursa efek. Sampai akhirnya Beth bosan dan memutuskan untuk kembali ke dunia skateboarding hingga akhirnya membuat Bloodbath skatepark.

Bloodbath itu sendiri terletak di Cebongan, Mlati, Sleman. Mengenai keberadaannya yang di pinggiran kota itu, Beth menuturkan karena memang harganya akan jauh lebih murah dibandingkan dengan di pusat kota. Fasilitas yang disediakan tentu saja selain area untuk bermain skate yang memiliki beberapa obstacle (Alat-alat yang digunakan sebagai rintangan, obstacle sendiri ada bermacam-macam jenis dan bentuknya) dan banks (obstacle yang miring dan biasanya digunakan untuk awalan melompat), juga dilengkapi indoor parking (free), skateshop, musholla, kamar mandi, fingerboard park dan cafe. Terletak di sebelah barat kota Jogjakarta, kira-kira 15 menit dari pusat kota. Kalau dari Tugu Jogja, terus saja kebarat sampai melewati perempatan Ringroad Demakijo. Dari sana kebarat lagi sampai pertigaan

lampu merah Bantulan, lurus, kebarat kira-kira 100m kanan jalan ada jalan keutara namanya jalan Sidomoyo (perumahan Munggur). Ikuti terus saja jalan Sidomoyo sampai jembatan selokan hingga 100m kedepan di kanan jalan ada Neonbox besar Bloodbath Skatepark, sudah sampai. Bloodbath buka setiap hari mulai pukul 13.00-21.00 dengan biaya Rp 10.000,00 setiap orangnya.

Bloodbath resmi dibuka pada tanggal 15 Agustus 2009 dengan beberapa kompetisi skate dan acara pendukung lainnya. Sambutannya sangat luar biasa dan meriah. Beberapa skater yang hadir meramaikan pun tidak hanya skater lokal, bahkan diantaranya datang dari luar kota. Bahkan semua acara yang berlangsung disponsori dan diadakan sendiri oleh Bloodbath dengan pemenang yang akan mendapatkan trophy dan uang tunai.

Akhirnya pembangunan skatepark itu sendiri sebenarnya semata-mata adalah sebuah wujud dedikasi Beth terhadap perkembangan dan kecintaannya terhadap dunia skateboarding Indonesia dan merasa akan senang kalau teman-teman juga senang serta menghargai skateboard secara general. Selain itu dia juga mencoba memanfaatkan peluang bisnis yang ada namun dengan cara berbeda. Melalui pembangunan skatepark ini jugalah Beth ingin jauh lebih memotifasi teman-teman skateboarder agar skateboard di negara kita jauh lebih maju.

Jumat, 07 Mei 2010

kepada seorang teman : di Socioyusticia 07

Teman, mari saya ajak untuk membuka mata dan pikiran sejenak,
merenungkan apa saja yang terjadi dan mungkin akan terjadi kepada kita,
sebentaar saja,
ya .. ya .. ya.. yaaaaa ...


sampai sekarang otak dan jantung saya mau pecah saja rasanya,
iyah, saya memang shock dan sekarang saya JUGA STRESS!!

Teman,
ini sudah hukum alam,
tidak bisa lagi dilawan, seandainya kita bisa, kita berarti adalah orang pilihan,
Teman,
Kalau kita merasa sudah menjadi orang yang baik dan luar biasa,
segeralah mencari dan berlomba untuk mendapatkan orang yang demikian juga,
tetapi kalau kita bukan orang yang demikian, kenapa kamu menuntut untuk mendapatkan orang yang baik dan luar biasa??
Apa mau kita dicap menjadi orang yang tidak tau diri? sudah kita ini nggak 'becus' nggak 'tau diri' pula,
heeemcch


jujur saja,
kalau saya harus memilih menjadi 'banci' atau 'bajingan'
saya akan jauh lebih memilih menjadi seorang 'bajingan', saya tidak peduli apa kata orang,
itu bukan berarti saya apatis,
itu lebih kepada apa yang disebut sebagai pilihan hidup,
satu lagi, saya adalah seorang yang idealis, maaf kalau kita mempunyai latar belakang yang berbeda,
tetapi inilah yang kemudian saya namai kebebasan yang paling sempurna, yang tidak bisa dibeli dengan apapun,
saya dan terutama pikiran saya terkadang bisa sangat liar, sangat bebas dan merasa paling hebat,
tetapi itulah yang kemudian saya namakan gagasan dan muara inspirasi,
dan semua tadi masih mengenai pilihan hidup,
jika kamu bisa mengerti,
saya akan jauh lebih bisa mengerti, bahkan sangat mengerti,


saya sudah pusing,
terlalu stress malahan,
sudah yah sudah,
sudaaahh ..


terakhir,
teruntuk kedua laki-laki hebat, pacar teman saya sekaligus teman saya,
dan semua laki-laki yang SANGAT MENGHARGAI IDEALISME SEORANG WANITA,
kalian memang hebat, bisa menerima keadaan mereka dengan sangat bijaksana,
Teman,
mari kita bercermin kepada mereka yah,
setidaknya menjadi orang yang bijaksana juga atau yang lebih sederhana,
'bisa menerima keadaan orang lain apa adanya'
itu poin pentingnya :)
semoga Tuhan mengabulkan doa kita,
untuk mempertemukan kita dengan orang-orang hebat juga ..
semoga ..




Rabu, 05 Mei 2010

Percakapan di Sebuah Lampu Merah

di sebuah lampu merah, Taman Abu Bakar Ali Jogja,
sambil menunggu lampu hijau menyala ...

aku : "kok motornya dimatiin?"

dia : "heemhh"

aku : "kenapa? emang jadi irit gituh?"

dia : "kamu tau global warming kan as? kalau kamu ikut nanam pohon kamu boleh nggak usah matiin motor."


lampu hijau segera menyala, dan kami melanjutkan perjalanan,
sedangkan aku senyam-senyum di jalan, terpukau, kagum ... :)
o! cintaaa ... o! hahahaha